Saham PT Astra International Tbk. (ASII), sebuah perusahaan besar di Indonesia, mengalami penurunan nilai selama bulan Agustus ini. Penurunan ini terutama terkait dengan isu mengenai masalah rangka eSAF pada sepeda motor Honda yang diproduksi oleh anak perusahaan ASII, yaitu PT Astra Honda Motor (AHM). Data dari RTI Business menunjukkan bahwa saham ASII mengalami penurunan selama 12 hari dengan penurunan total mencapai 10,79 persen hingga sesi perdagangan pertama pada tanggal 30 Agustus 2023.

Namun, tidak seluruhnya berita buruk, saham ASII juga mencatatkan peningkatan selama 8 hari dan stagnan selama 2 hari dalam bulan yang sama. Pada tanggal 29 Agustus 2023, saham ASII mengalami penurunan sebesar 0,39 persen atau 25 poin menjadi Rp6.400 per saham. Pada hari sebelumnya, tanggal 28 Agustus 2023, saham ASII juga turun 0,39 persen menjadi Rp6.425 per saham. Pada tanggal 25 Agustus 2023, saham ASII diperdagangkan seharga Rp6.450, mengalami penurunan sebesar 0,39 persen atau 25 poin selama satu pekan perdagangan dibandingkan dengan pekan sebelumnya yang mencapai Rp6.525.

Meskipun mengalami penurunan, saham ASII telah mengalami kenaikan sebesar 1,17 persen atau 75 poin menjadi Rp6.475 pada sesi perdagangan pertama di hari Rabu, (30/8/2023).

Selama sesi tersebut, saham ASII diperdagangkan sebanyak 3.317 kali dengan nilai transaksi mencapai Rp122,15 miliar dan kapitalisasi pasar mencapai Rp262,13 triliun.

AHM Belum Recall

Isu mengenai masalah rangka eSAF pada sepeda motor Honda yang diproduksi oleh AHM memengaruhi kinerja saham ASII. Namun, menurut Presiden Direktur Kiwoom Sekuritas Indonesia, Changkun Shin, dampaknya tidak terlalu signifikan. Menurutnya, penurunan saham ASII adalah bagian dari pergerakan normal dalam pasar saham.

Dalam konteks teknis, pergerakan saham ASII mengalami penurunan jangka pendek dan saat ini bergerak dalam pola yang cenderung stabil. Tingkat dukungan harga saham ASII saat ini berada di sekitar Rp6.400. Prospek penurunan lebih lanjut akan tergantung pada pergerakan teknis saham tersebut, khususnya apakah harga akan tetap berada di atas tingkat dukungan tersebut.

Pihak AHM telah memberikan klarifikasi bahwa mereka tidak menerima perintah penarikan produk (recall) terkait masalah rangka eSAF dari pemerintah. Hal ini dapat memengaruhi kinerja perusahaan secara tidak langsung, sehingga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi saham ASII.

Meskipun demikian, dampak isu rangka eSAF yang bermasalah pada kinerja ASII dianggap tidak terlalu besar. ASII memiliki kontribusi dari berbagai segmen anak perusahaan lainnya, sehingga ketergantungan pada AHM tidak terlalu signifikan. Selain itu, AHM juga telah merespons dengan cepat untuk mengklarifikasi isu tersebut.

Dalam rangka mengatasi isu ini, Shin merekomendasikan untuk membeli saham ASII dengan target harga Rp7.500. Saat ini, saham ASII diperdagangkan dengan rasio harga terhadap laba (PE) sekitar 8,1 kali, yang lebih rendah daripada rata-rata PE selama 5 tahun terakhir.

Perlu diingat bahwa PT Astra Honda Motor (AHM) adalah perusahaan patungan antara ASII dan Honda Motor Co., Ltd. dengan masing-masing memiliki 50 persen saham AHM. Oleh karena itu, ASII tidak memiliki kendali penuh atas AHM.

Sebelum menjadi perbincangan karena masalah rangka eSAF yang sering mengalami kerusakan, AHM pertama kali memperkenalkan teknologi rangka eSAF pada tahun 2019. Teknologi ini digunakan dalam beberapa model sepeda motor Honda, termasuk Honda Genio 2019, Honda BeAT 2020, Honda BeAT Street, Honda Scoopy 2020, dan Vario 160 2022. Sebagai tindak lanjut atas masalah ini, pemerintah akan membentuk tim penelitian yang melibatkan Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), dan PT Astra Honda Motor (AHM) untuk menginvestigasi masalah rangka eSAF yang bermasalah.