

TorakID- Salah satu pemain mobil mewah yang kini sedang absen adalah Volvo. Kendaraan yang identik dengan mobil dinas menteri ini awalnya dibawa oleh salah satu anak perusahaan Grup Salim sebelum keagenannya diakuisisi PT Central Sole Agency yang merupakan anak perusahaan Indomobil. .
Disinilah Volvo meraih masa kejayaan dimana Volvo menjadi kendaraan yang identik dengan menteri. Sayangnya kejayaan Volvo mulai pudar sejak 1998 dimana produk-produk Volvo berhenti dirakit di Indonesia dan kesulitan bersaing dengan Mercedes-Benz atau BMW yang merakit produknya di Indonesia. Walaupun begitu Volvo masih memiliki fans yang setia. .
Akhirnya merek Volvo sempat menghilang dikala Indomobil tidak lagi memegang keagenan Volvo. Pada tahun 2017 tepatnya di acara Gaikindo Indonesia International Auto Show pada 10-20 Agustus 2017 lalu. Nama besar Volvo kembali dibawah bendera PT Garansindo Distributor Indonesia (GDI). Tidak tanggung-tanggung keyakinan PT GDI terlihat dari 4 model yang langsung diboyong ke arena ICE BSD yaitu V40 di kelas crossover, S60 dan S90 di kelas medium dan large sedan serta XC90 di segmen SUV yang terdiri dari dua model yaitu T5 Momentum dan T6 Inscription.
.
Keempat model ini menggunakan satu tipe mesin yaitu 4 silinder 1.969 cc turbocharger. Bedanya hasil output tenaga mesin ini berbeda-beda tergantung modelnya. Misalkan pada V40 tenaga yang dihasilkan adalah 190 hp dengan torsi 300 Nm. .
Sedangkan S60 tenaga mesin naik menjadi 245 hp dan torsi 350 Nm yang dipadukan dengan transmisi otomatis geartronic 8 percepatan. S90 mendapatkan tenaga yang lebih besar yaitu 320 hp dan torsi 400 Nm.
Terakhir pada XC90, kedua varian mendapatkan output mesin yang sama yaitu 320 hp dengan torsi 400 Nm. Bedanya transmisi yang digunakan XC90 adalah otomatis 8 percepatan tanpa teknologi geartronic. Mengenai harga V40 dibanderol dari Rp 599 juta, kemudian S60 dijual dengan harga Rp 777 juta sedangkan S90 mencapai Rp 1,329 miliar. Terakhir ada XC90 dengan harga Rp 1,299 miliar untuk tipe T5 Momentum dan termahal T6 Inscription dengan harga Rp 1,499 miliar. Menurut CEO PT GDI Muhammad Al Abdullah, mereka paham bahwa membawa merek Volvo ke pasar Indonesia cukup berat tetapi GDI optimis Volvo akan tumbuh kendati memang ada image positif dan negatif. .
Lanjut pria yang akrab disapa Memet ini, PR PT GDI yang terbesar adalah mengobati rasa traumatis konsumen lama dengan layanan aftersales Volvo sekaligus menghapus trauma para konsumen loyal Volvo. Solusinya adalah memperbaiki dan melengkapi sarana aftersales seperti jaringan bengkel resmi dan juga distribusi penyediaan komponen suku cadang Volvo yang sejak dulu dinilai mahal dan sulit didapat.
Sayangnya PT GDI tidak lama memegang Volvo dan mulai menghilang secara pelan-pelan. Kini tidak jelas nasib Volvo di Indonesia. Sempat beredar kabar sosmed bahwa keagenan Volvo kini dipegang salah satu APM spesialis mobil Eropa yang cukup besar tetapi sampai kini belum ada pengumuman resmi mengenai nasib Volvo.