

TorakID- Diluncurkan pada tahun 2003, Gallardo merupakan “baby Lambo” sebagai model entry level dibawah Murcielago dan menjadi baby Lamborghini bermesin tengah pertama sejak Jalpa hampir 1 dekade sebelum lalu.
Tidak heran Gallardo menjadi Lamborghini terpopuler dan tercatat sebagai Lamborghini terlaris sepanjang masa. Pada tahun 2008, Gallardo mendapat penyegaran dengan menambahkan kode LP560-4 dimana LP berarti Longitudinale Posteriore yaitu posisi mesin, 560 sebagai tenaga mesin dalam PS dan 4 berarti penggerak 4 roda.
Publik Asia sudah mencicipi Gallardo LP560-4 pada tahun 2009 dan di Indonesia sendiri, popularitas “anak banteng” ini dikenal melalui komunitas supercar Lamborghini Club Indonesia dan balapan Super Trofeo yang digelar 2014-2015. Tanah air mendapat unit terbatas yang dikenal sebagai Indonesia Limited Edition akibat ludesnya Gallardo di semua tipe (varian biasa, Spyder, Superleggera sampai Super Trofeo Stradale sebagai varian super terbatas).
Body Gallardo LP560-4 memang terlihat lebih sporty dengan bumper baru yang mengingatkan kita akan Murcielago. Dibalik body baru ini adalah chassis yang dibuat lebih kaku sehingga semakin menambah performa berkendara.
Perbedaan antara Spyder dan Coupe tidak banyak kecuali atap soft top Spyder yang mampu dibuka tutup secara otomatis dalam waktu 20 detik saja. Sebagai mobil tanpa atap, Spyder mendapatkan penguatan chassis tambahan sehingga lebih berat yaitu 1.550 kg dibanding Coupe yang 1.410 kg, meskipun begitu total bobot Gallardo LP560-4 Coupe lebih ringan 20 kg dari seri pertama.
.
Mesin yang digunakan keduanya tetap sama yaitu V10 5.200 cc N/A DOHC 4 valves dengan common pin crankshaft yang mampu menghasilkan 552 hp pada 8.000 rpm dan torsi 540 Nm pada 6.500 rpm. Mesin ini memiliki tenaga hampir 39 hp lebih besar dari Gallardo pertama.
Dengan transmisi 6 percepatan e-gear sequential robotics with paddle shift. Gallardo LP560-4 Coupe mampu melaju dari 0-100 km/jam dalam 3,7 detik saja, sedangkan versi Spyder mencatatkan 4 detik karena lebih berat dan efek aerodinamika yang hilang karena atap. Untuk top speed, coupe mencatatkan 325 km/jam sedangkan cabriolet hanya berbeda sedikit yaitu 324 km/jam.
Penggerak empat roda bawaan mobil membuat handling terasa sangat mantap. Namun handling Coupe dan Spyder cukup berbeda walau keduanya hampir sama. Spyder terasa tidak se rigid Coupe meski masih tetap diacungi jempol. Satu hal yang menjadi perhatian adalah setir mobil yang agak melawan ketika power keluar, hal ini perlu diwaspadai ketika keluar dari tikungan.
Gejala understeer terasa ketika melakukan koreksi akibat missed racing line. Namun sebaliknya, saat keluar tikungan dengan racing line yang benar baru sistem penggerak 4 roda terasa keunggulannya karena mobil terasa sangat stabil. Late braking tidak terlalu masalah karena rem bekerja dengan baik.