

TorakID- Mungkin inilah balapan di era pandemi yang hampir terganggu karena alasan keamanan. Pasalnya, pada perhelatan Formula E yang digelar di Arab Saudi, 26-27 Februari sempat dihantui serangan misil misterius di Riyadh. Serangan rudal ini dilakukan dilakukan oleh pemberontak Yaman, Houthi ke arah kota Riyadh dan hampir mengganggu balapan Formula E. Untung saja pemerintah Arab Saudi dengan cepat menghancurkan rudal demi menyelamatkan kota dari serangan pemberontak Houti.
Kembali ke balapan, ada 2 seri yang bergulir di Riyadh, dimana seri pertama digelar pada 26 Februari dan seri kedua digelar 27 Februari. Balapan sendiri berlangsung selama 45 menit dan berjalan di malam hari, berbeda dari tahun 2018-2019 yang digelarpada siang hari. Pada balapan pertama, Nick De Vries berhasil meraih kemenangan untuk kubu Mercedes. Sementara Edoardo Mortara dari Venturi dan Mitch Evans berada di belakangnya untuk meraih podium kedua dan ketiga. Insiden mewarnai balapan malam pertama Formula E di Diriyah, tengah malam tadi (27/2). Sam Bird dan Alex Lynn bersinggungan di tikungan pertama dalam perebutan posisi keenam. Hal ini membuat Alex Lynn dijatuhi grid penalty 3 posisi untuk Race 2.
Kemenangan Nyck de Vries di E-Prix Diriyah Race 1 semalam tidak luput dari faktor hadirnya Safety Car dua kali. Hal ini diyakini Team Principal Mercedes, Ian James, sebagai sebuah keberuntungan. Pembalap asal Belanda ini sempat mengeluhkan under dan overconsuming baterainya di awal balapan, hal ini membuat Rene Rast di belakangnya sempat mengejar karena memiliki baterai lebih banyak, terlebih saat Safety Car pertama.
Ketika balapan bersisa 12 menit, De Vries menyalakan Attack Mode keduanya untuk mencoba bertahan dari Rast. Satu lap kemudian Rast menyalakan Attack Mode, sayangnya keuntungan Attack Mode tidak bisa dimanfaatkan Rast karena Safety Car kembali keluar untuk menangani mobil Maximilian Guenther.
“Nyck sangat on fire selama akhir pekan. Jika saya melihat apa yang kami persiapkan dan lakukan di balapan, kami sangat beruntung bagaimana balapan berlangsung ketika Safety Car.” ujar Ian James dikutip dari Autosport. “Dengan informasi yang kami miliki saat itu, kami mengambil keputusan yang tepat, jadi saya senang dengan performa tim.”
De Vries juga mengaku terkejut dengan performanya sepanjang hari Jum’at kemarin dengan memuncaki semua sesi dalam sehari. “Tentu target kami adalah menang dan dari perspektif kami, itu bukan hal yang mengejutkan. Tapi kami sadar akan tantangan dan seberapa sulit persaingan di Formula E.” ujar pembalap penguji Mercedes F1 itu. “(Balapan) itu sangat sulit kami atur karena laju kami tidak pasti sehingga berdampak ke pemakaian baterai selama 45 menit.” “Banyak komunikasi yang saya lakukan dan hadirnya safety car yang harus saya kelola. Saya senang dengan mobilnya, hanya saja manajemennya kurang jelas tapi kami mengaturnya dengan baik dan tetap tenang.”
Dalam dokumen FIA menyebutkan, mobil 10 (Bird) mengikuti mobil 94 (Lynn) di lurusan garis finis. Lynn yang awalnya berada di kanan langsung bergerak ke kiri dan tidak menyisakan ruang untuk Bird, menyebabkan tabrakan terjadi.
Pada balapan kedua yang digelar 27 Februari dimenangi rekan satu tim Mitch Evans, Sam Bird. Pebalap Jaguar ini berhasil mengasapi Robin Frijns dari Virgin dan Antonio Felix Da Costa dari Techeetah.
Sementara, juara bertahan DS Techeetah kembali memanas di E-Prix Diriyah Race 2. Pembalap mereka, Jean-Eric Vergne dan Antonio Felix da Costa saling adu bodi di pertengahan balapan dan mereka akan “mendiskusikannya secara internal” Vergne start ketujuh dan Da Costa start kesembilan di Race 2. Keduanya sempat berada di posisi 6 dan 7 setelah 10 menit pertama dan saling memberi slipstream untuk mengejar Sam Bird dan Robin Frijns di depannya sembari bertahan dari Sergio Sette Camara dan Oliver Turvey.
Kerjasama mereka cukup berhasil hingga bisa ketiga dan keempat di tengah balapan. Puncaknya ketika balapan telah berlangsung 27 menit, Da Costa yang berada di depan Vergne mencoba menyalip Bird di T14 dan gagal. Membuat Bird dapat menjauh dan Vergne merapat. Tensi memuncak ketika Vergne berhasil merebut posisi ketiga dari Da Costa menuju tikungan terakhir. Vergne menutup ruang untuk Da Costa, membuat senggolan tak bisa dihindarkan.
“Kami akan bicarakan ini secara internal dan lihat apa yang terjadi. Dia (Da Costa) pikir itu bukan salahnya dan saya pikir ini bukan salah saya juga.” ujar Vergne setelah balapan. “Kami akan berdiskusi sebagai orang dewasa yang berada di tim yang sama.” Da Costa juga akan mendiskusikan senggolan ini secara internal.
“Biasanya saya mengaku kalau saya salah. Saya perlu lihat tayangannya, mendiskusikannya, dan kalau saya salah, saya akan mengakuinya tapi untuk kejadian ini, saya belum yakin.” ujar Da Costa. Team Principal DS Techeetah, Mark Preston, bingung menghadapi situasi kedua pembalapnya.
“Mereka senggolan, yang mana tidak ideal, dan mereka tidak bisa mengejar ke depan dengan baik.” ujar Preston dikutip dari The Race.
“Kejadian itu berlangsung kurang dari 1 lap, sangat cepat. Bisakah kami bereaksi lebih cepat? Saya yakin kami bisa (ketika situasi serupa terjadi lagi).” Berbicara kepada Motorsport, Bird yang debut bagi tim barunya, Jaguar, menyesalkan hal tersebut.
“Bagi saya, gerakan itu sudah pasti (untuk menyalip). Saya sudah lihat banyak pembalap menyalip disitu. Hanya dibutuhkan pembalap yang patuh (terhadap aturan bertahan) dan Alex tidak bisa patuh.”
“Para stewards melihat hal yang sama denganku. Jadi saya tidak perlu mengurus itu lebih lanjut. Positifnya, kami cepat hari ini dan kami akan move on.” Lynn pun menolak komentar lebih lanjut ketika ditanya soal insiden tersebut “Tak banyak yang ingin dibicarakan tapi sangat disesalkan balapan berakhir seperti itu.”